Dampak Dari Kerusakan Nilai, Kekeliruan Paradigma dan Solusinya

 


Dampak Dari Kerusakan Nilai, Kekeliruan Paradigma dan Solusinya

Sesi IV

Pertemuan VIIII

Oleh: Alfidhiya Zitazkiya Fika

 

Nilai, adalah sesuatu yang utama yang berada di dalam setiap sesuatu. Di barat, telah terjadi kerusakan nilai yang disebabkan oleh Loss Off Adab. Hal itu, menyebabkan terjadi perubahan paradigma alam pikiran masyarakat barat. Salah satu dampaknya ialah, melencengnya tujuan hidup mereka dalam berbagai aspek. Seperti misalnya tujuan mereka menciptakan dan mengembangkan sains adalah untuk sains itu sendiri yang mana, hal ini meyebabkan usaknya alam dan berbagai aset lain yang dimiliki oleh Alam. Mereka hanya mementingkan kepentingan dan keperluan mereka sendiri, tanpa memedulikan yang lain. Seperyi misalnya mereka mementingkan jabatan dan popularitas hingga mereka mengutamakan dalam hidupnya yaitu politikdan sosial. Oleh itu, nilai yangberlaku di barat ialah nilai yang bebas dan tidak konsisten atau tidak memiliki pegangan yang pasti adanya. Nilai yang mereka gunakan adalah sesuatu yang bergantung dengan zaman yang mana, zaman pastilah berubah dalam setiap waktunya, maka nilai dalam barat pun juga demikian. Berubah setiap waktunya mengikuti zaman.

Barat, menciptakan sains untuk kepentingan manusia dalam aspek jasad atau  badan semata. Mereka tidak melihat aspek ruh yang berada bahkan satu aspek yang sangat penting dalam diri manusia. Juga, barat memandang alam semesta sebagai objek sains yang tercipta sendiri. Dimana, mereka menyimpulkan bahwa mereka bisa menggunakannya sesuka hati, karena alama ada untuk digunakan dan dimanfaatkan dengan mereka. Gambaran mereka terhadapt kedudukan tuhan yaitu hanya sebatas pembuat jam dinding. Dengan begitu, setelah tuhan menciptakan jam, maka jam tersebut bisa berjalan dan berguna dengan sendirinya tanpa adanya campur tagan tuhan, anggap mereka. Sedangkan sains dalam islam, itu diciptakan dan dikembangkan untuk kebutuhan manusia yang berada dalam dua aspek, yakni ruh dan jasad. Juga, dikembangkannya sains dalam islam untuk memenuh tujuan diciptakannya manusia oleh Allah, yakni ibadah.

Salah satu contohnya, yaitu islam meneliti dan membuat serta mengembangkan astronomi, tujuan yaitu semata mata untuk ibadah. Yakni, dengan astronomi tersebut, umat islam bisa mengetahui kapan pergantian bulan, kapan akhir bulan, dll. Kemudian juga sains mengenai arsitek, tujuannya yaitu untuk  membangun mushola yang layak untuk digunakan umat islam dalam beribadah kepada Allah. Sains dan Alam menurut pandangan islam, adalah semata mata Allah yang menciptakan. Ilmu dan Hikmah yang islam miliki adalah sebagai bukti bahwa islam adalah satu satunya umat yang terbaik (QS. Ali-Imran: 85). Namun dalam hal sains, islam tidak lah berlebihan dalam menggunakannya. Namun hanyalah mengakui fakta yang ada, mengembangkan semaksimal mungkin, dan menggunakannya untuk tujuan yang kembali kepada ibadah pula. Oleh itu, bisa kita simpulkan bahwa islam adalah agama yang menggunakan prinsip Dynamic Stabilism. Dimana, islam berkembang, namun tidak keluar dari syariat. Syariat diletakkan di atas sains. Dengan begitu akan stabil semua yang akan Islam kembangkan karena Syariat adalah panduan hidup yang nyata dan benar adanya.

Barat, menganggap bahwa manusia adalah aspek yang harus diutamakan dalam berbagai hal. Namun, mereka merusak manusia itu sendiri dengan menghancurkan aspek dalam diri manusia yang tadinya utuh, manjadi tidak utuh. Oleh itu, apa yang barat yakini dan lakukan adalah sesuatu yang berbeda bahkan kontradiktif atau bertolak belakang. “Manusia yang Kuat, maka akan seperti tuhan.” Sedangkan dalam islam, apa yang menjadi tujuan hidupnya adalah ibadah dan mentaati Allah. Dengan begitu, ketika seorang manusia sudah mengenal akan Allah dan mengetahui apa  yang menjadi kebutuhannya agar bisa beribadah dengan benar kepadanya-Nya, maka akan dengan otomatis ia bisa mengatur kebutuhannya dalam aspek jasad untuk beribadah, dan juga kebutuhan ruh nya dalam beribadah. Oleh itu, Islam bisa menjadi peradaban yang stabil dan juga berkembang dengan segala keunikannya. Lebih lagi, islam bisa mempengaruhi banyak peradaban lainnya dalam berbagai aspek khususnya ilmu.

Pada abad ke-7, Islam dengan berbagai kelebihannya bisa menyelamatkan berbagai peradaban besar  yang sedang mengalami masa kehancuran atau keruntuhannya yang mana, pada tahun ini jugalah al-Qur’an turun. Oleh itu, turunnya al-Qur’an kepada Nabi Muhammad adalah suatu karunia yang dapat menyelamatkan banyak peradaban yang runtuh. Qur’an turun bukannya memajukan dunia, melainkan semakin memajukan dunia. Yang tadinya sudah banyak pengetahuan di dunia, kemudian semakin dimajukan pengetahuannya ketika adanya al-Qur’an, yang mana sebelum adanya qur’an, pengetahuan sains mengalami banyak kemunduran dikarenakan jarak yang mencapai 500 tahun lamanya antara Nabi Isa dan Muhammad diturunkan. Jadilah banyak terjadi penyimpangan dan kekeliruan dalam berbagai kebenaran. Al-Qur’an, dengan segala kesempurnaannya turun untuk mengembalikan kebenaran tersebut.

Barat, memajukan dunia dengan cara mengembangkan teknologi yang mana memerlukan dikorbankannya alam dan manusia. Oleh itu, kemajuan yang dikatakan oleh barat bukanlah suatu kemajuan, melainkan kehancuran yang semakin lama semakin merusak dan sulit bahkan tidak bisa diperbaiki kerusakannya. Manusia, diberikan oleh Allah yaitu akal yang tidak dimiliki oleh ciptaan Allah yang lain. Oleh itu, manusia bisa menggunakan akalnya untuk melakukan berbagai inovasi dari hal hal yang sederhana menjadi luar biasa. Namun begitu, mereka menggunakan akal tidak disertai dengan Syariat islam yang merupakan panduan untuk hidup, unntuk berfikir. Maka barat pun menggunakan akal nya dengan berbagai konsepsi yang keliru dan salah. Sudah banyak dampak yang disebabkan dari penyalahgunaan akal ini. Salah satunya adalah, konsepsi mereka mengenai asal usul manusia yang berasal dari kera, nilai sesuatu yang bisa berubah kapanpun, dan berbagai kerusakan dzahir dan batin lainnya yang berdampak besar bagi tatanan hidup.

Memang, barat maju dalam bidang teknologi yang diperlukan oleh jasad. Namun, barat maju dalam aspek ruh yang merupakan bagian terpenting dalam diri manusia. Dalam aspek moral, mereka benar benar mundur bahkan runtuh dan hancur. Maka dari itu tidak heran jika banyak orang di barat yang bunuh diri setelah menciptakan atau mengetahui berbagai ilmu sains. Hal itu dikarenakan, ia haus atau sarat akan ruh. Selalu memenuhi kebutuhan jasad, namun tidak dengan ruh. Ia akan merasa gelisah yang diakhiri dengan putus asa jika tidak segera dipenuhi kebutuhan ruhnya.  Oleh itu, bisa kita simpulkan bahwa suatu negara yang maju dalam hal sains tidaklah selalu bagus. Sains belum tentu menjadi syarat bagi majunya suatu peradaban. Karena manusia tidak hanya terdiri dari jasad, namun juga ruh. Maka tidak akan menjamin peradaban akan maju hanya dengan mengembangkan sainsnya saja.

Agus Salim, seorang tokoh besar dari Indonesia, mengkritik peradaban barat dalam salah satu artikelnya yang berjudul ‘Wadjib Bergerak” (1923) yakni, apa yang berat telah kembangkan adalah sesuatu yang membuat mereka menjadi terasing. Yaitu orang yang selalu merasa kurang atas sesuatu. Tidak pernah ada rasa puas, melainkan rasa penasaran yang terus menerus muncul dan ingin terus dipenuhi. Kemajuan itu, lanjutnya, adalah yang menciptakan perbaikan kehidupan. Bukannya menciptakan kerusakan bahkan mematikan kehidupan. Oleh Selayaknya bagi umat islam, itu tidak boleh sedih atas kemajuan barat yang sangat modern. Karena sesungguhnya barat maju untuk mati. Bukan untuk berkembang bahkan untuk menjadi lebih baik seperti hal yang yang mereka katakan.

Barat hanyalah maju dalam hal teknologi, tidak dengan perilaku atau attitudenya. Maka, terciptalah dari pada mereka yaitu teknologi yang biadab. Yang mana, teknologinya tidak ada attitude yang baik dikarenakan lahir dari orang yang tidak baik pula. Barat menciptakan permusuhan antara negara, kota, pemimpin, keluarga, bahkan antar murid sekolah dasar. Hal ini, menjadi salah satu dari berbagai dampak dari sains yang dikembangkan oleh mereka, yakni menjadi semakin bobrok dan hancur perlahan lahan. Di barat pula, terjadi kekayaan materi yang tidak setara yang kemudian melahirkan kemiskinan yang sangat banyak jumlahnya. Oleh itu, kata Agus Salim, Agama dan Sains tidaklah boleh dipisahkan. Sebab, keduanya saling membutuhkan satu sama lain dimana, akan terjadi kerusakan bahkan bisa juga menyebabkan kematian jika dipisahkan.

Oleh itu, satu satunya solusi yang terbaik dan adil adalah, dengan kembaliya barat pada nilai nilai Islam yang benar dan lurus. Hal ini dikarenakan, Islam adalah agama yang universal. Dimana dalam setiap daerah, negara atau peradaban yang ingin masuk islam, maka akan mudah dalam menjalani prosesnya. Islam adalah agama yang menolak budaya atau ajaran yang tidak sesuai syariat, namun mengambil apa yang tidak menentang syari’at dan bisa dimanfaatkan dalam kehidupan sehari hari untuk beribadah. Islam, juga agama yang mengajarkan umatnya untuk memntingkan pada diri manusia yaitu dua hal. Ruh dan jasad. Bukan hanya jasad semata. Namun ruh juga penting, bahkan sangat penting. Karena tanpa ruh, maka dalam diri manusia itu akan terjadi tragedi besar. Yakni, bencana spiritual yang menyebabkan adanya kekosongan dalam diri manusia, dan pada akhirnya manusia itu akan putus asa dan bunuh diri.

Dalam islam, yakni dalam bidang pendidikan juga diajarkan yaitu cara membangun suatu peradaban yang baik. yakni, dengan mendidik para anak anak untuk menjadi good man. Setelah setiap dari individu itu baik, maka akan terciptalah masyarakat serta peradaban yang baik. Jika manusia dari setap individu tidak baik, maka bagaimana mau terciptanya peradaban yang baik? Jadi konsep nya adalah, islam mementingkan proses menjadi baiknya individu, tanpa melupakan masyarakat secara kolektif. Islam jika digambarkan ialah seperti kota yang mana, banyak manusia yang membangun kehidupan didalamnya. Orang orang yang berada dalam kota tersebut, harus mengaplikasikan apa yang sudah ditetapkan dalam kota tersebut.

Islam, kata Roger dalam bukunya yang berjudul “Janji-Janji Islam” mengatakan bahwa Islam adalah agama yang terbukti bisa membawa kekayaan peradaban dan memajukannya dalam berbagai aspek. Seperti misalnya perdagangan, ekonomi, politik, social, sains, dan lain lain. Islam, lanjutnya, adalah agama yang menerangi seluruh dunia. Kemudian tumbuh dari Islam, yaitu suatu budaya yang memperkaya budaya peradaban islam yang sudah ada sejak lama. Oleh itu, kesimpulan yang dapat kita ambil adalah, seorang manusia, ketika ia tidak menginginkan nilainya itu runtuh, rusa, hancur bahan mati seperti hal nya barat, ia memerlukan jiwa dan akal dalam menjalani hidupnya. Dengan ia menggunakan akal untuk berfikir, dan jika untuk menentukan apakah sudah benar apa yang telah ia lakukan, maka akan tercipta darinya yakni kemenangan dan juga kemerdekaan yang nyata. Wallahu A’lam***

 

 

 

Komentar