Buah Perkembangan Teknologi: Menjadikan Barat Dalam Kondisi Terjajah

 


Buah Perkembangan Teknologi: Menjadikan Barat Dalam Kondisi Terjajah

Sesi V

Pertemuan X

Oleh: Alfidhiya Zitazkiya Fika

 

Seperti yang sudah kita ketahui, bahwasannya barat adalah peradaban yang memiliki nilai tersendiri. Atau dalam dengan Bahasa lainnya, barat adalah satu satunya peradaban yang Irreligious. Berbeda hal nya dengan Islam, yang sejak dahulu peradabannya memiliki nilai yang didasari oleh Agama. Dengan begitu, hasil dari nilai yang berada dalam peradaban Islam adalah nilai yang mutlak dalam segala hal. Sedangkan barat, dikarenakan tidak didasari oleh agama, maka nilai peradaban mereka dalam segala halnya adalah sesuatu yang tidak mutlak atau relative. Sedangkan relatifnya suatu nilai, akan menyebabkan tatanan hidup didalam suatu komunitas itu tidak stabil, bahkan hancur. Karena, relatifnya nilai dalam pikiran manusia adalah sesuatu yang benar benar berbeda dalam setiap orangnya. Akhirnya, setiap rang pun memiliki pandangan yang berbeda beda dan memunculkan perpecahan.

Nilai, adalah sesuatu yang sangat penting dan akan mempengaruhi cara pandang kepada alam. Jikalau baik nilainya, maka akan baik pandangannya terhadap alam. Sedangkan jika sebaliknya, maka akan hancur alam semesta di tangan orang yang memiliki suatu nilai yang rusak. Seperti yang sedang terjadi saat ii, yakni dirusaknya nilai yang menyebabakan cara pandang barat terhadapt barat hanyalah sebatas melihat alam sebagai objak sains semata. Yang mana, suatu objek sains bisa digunakan, dimanfaatkan, di tambah, di kurang, dan dirusak sesuka mereka, mau baik atau buruk. Manusia dan aktfitas sosialnya hanyalah dianggap sebagai kejadian dari hasil percobaan sains mereka atas alam dan manusianya.

Hal ini terjadi, dikarenakan pesatnya perkembangan teknologi yang sudah tidak bisa dibendung lagi perubahan serta dampaknya. Dengan begitu, barat menjadi peradaban yang serba bergantung pada teknologi dalam setiap aktifitasnya. Kondisi barat yang serba bergantung pada teknologi ini, pada hakikatnya bukanlah sesuatu yang bisa dianggap hebat ataupun keren. Namun sebaliknya, kondisi mereka yang sebenarnya adalah kondisi dimana mereka sedang terjajah. Yakni dimana mereka dijajah oleh teknologi yang mereka ciptakan sendiri. Oleh itu, mereka tidak bisa melakukan apapun jikalau tidak ada teknologi disekitar mereka.

Seperti misalnya, kondisi perkembangan teknologi di Dubai yang sangat tidak bisa diperkirakan sampai kapan negara tersebut terus melakukan perubahan. Salah satu objek perkembangan teknologi mereka adalah, didirikannya Menara Burj Khalida di pusat kota nya yang mana dengan begitu Menara Burj Khalifa tersebut dinobatkan sebagai Menara tertinggi di dunia. Hebat memang jika kita mendengar dan melihatnya sekilas. Namun, jika kita ingin mencermati kembali, kita akan melihat dengan jelas bahwasannya mereka dapat menciptakan berbagai teknologi yang sangat canggih di tingkat internasional sekalipun, itu dikarenakan kekayaan harta mereka yang dihasilkan dari pada penjualan pertambangan minyak yang sangat melipah. Yang mana, hal tersebut menciptakan kemakmuran harta dan kekayaan dunia bagi mereka.

Dengan adanya berbagai kemakmuran yang berlimpah pada mereka, tidak yang ketika kita menyaksikan mampunya barat dalam menciptakan teknologi. Kemudian, mereka mengalihkan teknologi teknologi yang sudah ada sebelumnya. Juga, mereka mengalihkan teknologi tersebut denga tanpa memfilter terlebih dahulu nilai nilai yang ada sebelumnya. Dengan begitu hancurlah niai dalam peradaban barat yang disebabkan tidak adanya pemfilteran nilai dalam perkembangan teknologi ketika mereka sedang mengalihkan atau memerbarui sesuatu. Padahal jika ditelusuri kembali, dampak yang ada ketika seseorang ataupun suatu peradaban melakukan revolusi terus menerus, maka akan menciptakan seseuatu yang tidak lagi utuh disebabkan diperbaruinya terus menerus sesuatu yang seharusnya tidak dirubah.

Rusak bahkan hancurnya nilai dalam tatanan hidup barat, disebabkan mereka tidak menyertai atau menyangkutpautkan tuhan dalam urusan urusan mereka di dunia. Oleh itu, hal terpenting dalam atau untuk memperbaiki serta mempertahankan nilai yang baik adalah dengan tidak mendikotomikan atau memisahkan aspek tuhan dan manusia. Karena jika tidak, maka yang terjadi adalah dunia yang terus berubah dan tidak ketidak stabilan yang terus merajalela adanya. Dalam hal ini, ketika dilihat dari sejarah zaman dahulu, maka hanya Islam yang tidak memisahkan aspek tuhan dan manusia. Oleh itu, Islam lah yang bisa menyatukan antara aspek keduanya. Dengan begitu, akan terciptalah nilai yang baik dan benar, yang mana hal itu akan mempengaruhi tatanan hidup manusia di dunia.

Tujuan dari diperolehnya ilmu adalah agar seseorang itu bisa mengenal akan diri sendiri yang terdiri dari banyaknya bagian  yang tidak masuk akal jika hanya tercipta dengan sendirinya. Setelah mengenal akan diri, maka seseorang akan bisa mengenal akan tuhan yang telah menciptakan dirinya dengan sedemikian rupa. Dengan mengenal tuhan, seseorang akan mengenai ciptaan lain yang juga tuhan ciptakan untuk kita gunakan dengan sebaik baiknya. Oleh itu, seseorang yang sudah mengenal akan tuhan yang bahari, akan banyaklah ia bersyukur dengan cara beribadah. Hal yang demikian, sama dengan yang sudah Islam ajarkan dalam syariatnya. Pun, salah satu ulama Islam, yakni Raja Ali Haji, seorang yang menciptakan guridam dua belas mengatakan didalamnya yakni; “Barangsiap mengenal diri, maka kenal akan dia tuhan yang bahari.”

Lahirnya Islam dan tersiarnya secara luas adalah untuk menyelamatkan peradaban lain, itu tidak memiliki saingan dr pada peradaban lain. Hal ini dikarenakan, Islam adalah salah satu peradaban yang dijadikan sumber oleh peradaban lain dalma pembangunan peradabannya. Karena, suatu peradaban akan terbangun melalui ilmu dan pengetahuan dari peradaban lain. Sedangkan Islam, itu sama hal nya dengan peradaban lain dalma pembangunannya. Namun bedanya adalah, Islam hanyaakan mengambil suatu ilmu dan informasi ketika hal itu tidak bertentangan dengan syariat. Sedangkan ketika ada sesuatu yang bertentangan dengan syariat, makai slam akan merejeksi atau membuang nya. Islam tau, syariat adalah yang paling tinggi kedudukannya. Maka ketika seorang muslim ingin berkreasi, akan diletakkannya syariat di atas kreasi tersebut hingga tidak terjadi pelangaran dalam syariat ataupun sebagianya. Hal ini sama dengan nya seseorang yang sedang makan. Ketika ia makan, maka gizi yang berisi akan diserap olehnya. Namun sesuatu yang tidak berguna, akan ia keluarkan kembali.

Kembali dalam topik barat, mereka telah keluar dari tujuan diciptakannya umtuk hidup didunia. Dengan itu, mereka merusak nilai dan membuat cara pandangan terhadapa alam dan manusia yang keluru serta salah. Oleh itu, rusaklah alam dan manusia di tangan mereka serta cara mengembangkan teknologi. Sesuatu apapun yang berada di dunia, ketika digunakan dengan melencang dari tujuannya, maka akan rusak sesuatu tersebut dikarenakan melencangnya kegunaan hal itu dari tujuan diciptakannya. Oleh itu akan terlihat jelas kerusakan yang akan atau sedang terjadi didalamnya.

Seperi hal nya barat, banyak dari pada ilmuan dan orang orang pintar yang bunuh diri ketika ia sudah bisa mengetahui apapun dari dunia, mempelajari apapun, dan menemukan apapun yang ada di dunia dan alam semesta ini. hal yang demikian bisa dimaklumi terjadinya dikarenakan mereka menggunakan dirinya untuk hidup didunia ini, waktu dan tenaga mereka, itu bukan dengan tujuan yang seharusnya. Oleh itu, mereka menjadi rusak dan kosong. Hanyalah dahaga akan kebutuhan ruh yang ia rasakan pada akhirnya. Menciptakan ke-stress-an yang tiada obat, kehampaan tanpa adanya isi, dan juga emosi yang tidak bisa diatasi hanya dengan hal hal yang ada di dunia ini.

Sememangnya kita mengaakui bahwasannya barat bisa menciptakan peradaban yang mana masyarakatnya bisa disiplin. Namun, disiplin yang mereka ciptakan hanyalah untuk memperoleh dunia semata. Yakni, mereka menciptakan kedisiplinan dalam bekerja, meneliti dunia, menjaga image dalam standard dunia, dan lain lain yang tidak jauh dari hal hal yang berbau duniawi. Barat telah membangun suatu disiplin yang hanya mengarah pada sesuatu yang negative adanya. Bukan disiplin dalam hal yang bisa memberi keuntungan pada diri sendiri, namun untuk memberi kerusakan diri. Oleh itu mereka hampa.

Namun begitu, yang menjadi masalah internal atau terpenting saat ini adalah, umat Islam pada masa kini adalah umat yang kehilangan adab serta ilmunya. Yang mana, dengan loss off adab tersebut menyebabkan umat Islam menjadi umat yang bertolak belakang dengan umat Islam di zaman dahulu, yakni zaman Nabi Muhammad SAW. Jika bisa dipertegas, maka umat islam sat ini adalah umat yang tidak memiliki apapun. Jika dipribahasakan, maka umat saat ini adalah umat yang “Dunia tidak di genggam, akhlak juga tidak berada dan melekat dalam jiwa.”

Loss off adab umat islam, disebabkan cara pandangnya yang sudah diracuni oleh peradaban barat yang tida sesuai dengan tujuan diciptakannya. Mereka berfikir bahwa, cara berkembang serta majunya barat adalah salah satu upaya yang dapat atau mampu memajukan suatu bangsa dn peradaban pada puncak kejayaannya. Namun begitu, pada hakikatnya cara berkembang barat hanyalah sesuatu yang menipu dan salah adanya. Oleh itu siapa saja yang mengikuti cara pandang, maju serta berkembang mereka, akan ikut tersesat dan salah seperti hal nya mereka, barat. Yakni terjerumusnya seseorang dalam kesalahan dan kesesatan yang nyata, dan fatal akibatnya.

Maka dari itu kesimpulan yang dapat kita ambil Bersama adalah, umat islam, janganlah  mudah tertipu dan teracuni oleh pemikiran barat yang sesat. Cara nya adalah, dengan kita mempelajari yang mana yang merupakan pemikiran dan cara pandang yang benar, dan juga mana yang salah. Setelahnya, kita harus mengikuti sesuatu yang benar adanya, yakni agama islam. Karena jika tidak, maka kita akan berada dalam kondisi terjajah seperti hal nya yang sedang barat alami dalam tatanan hidupnya. Yakni terjajahnya mereka dalam satu kondisi kebergantungan teknologi dunia yang hanya merusak eksistensi alam dan isinya. Wallahu A’lam.

 

Komentar