The Greatest Challange of Muslim Today
Alfidhiya Zitazkiya Fika
Dewasa kini, tantangan terbesar yang harus di
hadapi umat islam adalah tantangan ilmu yang dibawa oleh peradaban barat (western
civilization). Yang mengandung didalamnya, yaitu ideologi-ideologi sekular
yang memisahkan antara aspek ketuhanan dengan kehidupan yang ada diunia.
Tantangan saat ini, bukan merupakan tantangan yaang dzahir seperti hal
nya ekonomi, politik, dll. Namun tantangan saat ini adalah tantangan pemikiran
yang tidak dapat dirasakan dengan indra, namun dengan hati yang peka terhadap
sesuatu yang salah.
Dengan begitu, tidak banyak orang yang bisa
menyadari bahwa tantangan yang paling urgent saat ini ialah ilmu, yang
jika tidak disadari, maka akan merembet ke masalah yang lain seperti
perekonomian, politik, militer dll. Karena sejatinya, yang bisa mengatasi
masalah masalah tersebut adalah pemikiran yang jernih dan cerdas. Jika sudah
teracuni pemikiran, maka hancurlah aspek aspek lain yang bisa dirasakan oleh
indra.
Prof
al-Attas dalam salah satu bukunya juga menegaskan tentang tantangan umat islam
terbesar saat ini yakni; “The greatest challange of Muslim today, is the challnge of
knowladge.” Ilmu yang dimaksud disini ialah, ilmu yang
maknanya sudah dirusak (confusion of knowladge) oleh peradaban barat.
Dalam menjalani hidup, kita memerlukan ilmu yang merupakan pokok terjadinya
suatu amalan. Jika suatu ilmu rusak, maka rusak pula amalan,dan rusak pula
balasan yang dengan pasti akan diberikan di akhirat nanti oleh Allah.
Peradaban
barat, merupakan peradaban materialisme yang menuhankan hawa nafsunya. Mereka
hanya menikmati sesuatu hanya dengan indranya (ladzatul hissi) yang jika
dilihat dengn logika yang sehat, itu sama saja kedudukannya dengan hewan.
Karena hewan pun menikmati segala sesuatu hanya dengan indranya. Hal ini bisa
dikatakan bahwa orang yang menikmati sesuatu hanya dengan indranya, berada di
posisi paling rendah yang sama dengan hewan.
Sedangkan kenikmatan yang menggunakan ilmu,
itu ada jauh di atas kenikmatan indrawi. Karena dengan menggunakan ilmu, maka
sama saja dengan menggunakan akal yang hanya dimiliki oleh manusia. Dengan
begitu, tidak bisa disamakan oleh hewan atau makhluk lain yang tidak meiliki
ilmu, oleh itu kenikmatan mengguakan ilmu ada di atas kenikmatan indrawi.
Barat,
menuhankan dalam hidupnya yakni 4 hal; wealth (kekayaan), power
(kekuasaan), beauty (kecantikan), popularitas (kepopuleran). 4
hal ini, merupakan perkara perkara yang hanya ada didunia dan tidak selalu
menguntungkan bagi yang meng-ilah-kannya. Bisa kita lihat orang orang
yang banyak harta, tidak setiap harinya mereka bahagia, padahal mereka bisa
membeli apapun dengan harta mereka. Bisa kita simpulkan, bahwa hanya dengan
kekayaaan, itu tidak bisa menjadi jaminan bagi kita untuk selalu merasa
bahagia. Begitu juga dengan kekuasaan, tidak setiap penguasa merasa bahagia
dengan jabatannya, karena mereka akan dihantui oleh banyak pikiran yang terus
membuatnya haus akan jabatan yang lebih tinggi lagi, selalu haus akan dunia.
Begitu
Juga dengan kecantikan. Jika bisa dikatakan, kecantikan hanyalah selapis kulit
tipis yang menipu pandangan mata. Hanya dengan menariknya sedikit, sudah menjadi
buruk rupalah kecantikan yang selama ini diimpi-impikan. Sedang popularitas,
banyak orang yang memimpikan menjdi seorang yang terkenal seperti artis, idol,
dll yang banyak penggemarnya. Namun, bukankah banyak para artis dan idol yang
pada akhirnya bunuh diri ketika berada dalam puncak terkenalnya mereka?
Popularitas bukanlah membuat kita semakin bahagia, namun membuat kita semakin
tidak bebas. Hidup kita hanyalah untuk tampil di depan kamera yang mengharuskan
terlihat sebaik mungkin. Hal itu sudah banyak terbukti di banyak kasus yang
sudah terjadi dewasa ini.
Barat,
bisa menguasai dunia dikarenakan ilmu. Jika kita melihat kebenaran yang
terletak pada sejarah, akan kita temui sejarah peradaban barat yang sangat
bar-bar dan brutal. Keilmuan mereka tertinggal sampai dengan 600 tahun lamanya.
Berbeda dengan peradaban islam yang saat itu sedang berada pada zaman
keemasannya, karena banyak ilmuan islam yang mengembangluaskan ilmu ilmu dengan
kecerdasan mereka. Setelah abad ke-14, barat mulai kembali lahir.
Mereka mempelajari banyak ilmu dari para
ilmuan islam dengan sangat cepat. Setelah mereka belajar banyak, barat kemudian
melakukan pengambilalihan peradaban maju dari islam, dan membuang fakta bahwa
mereka menjadi maju karena jasa orang islam. Barat menjadikan islam sebagai
batu loncatan yang sangat besar, dari Yunani ke barat modern. Apa yang mereka
pelajari, itu berasal dari islam yang menggunakan aspek ketuhanan. Namun
setelah mereka mendapatkan apa yang mereka perlukan, mereka membuang aspek
ketuhanan dar kehidupan, dan menjadi sekular-liberal.
Islam, adalah agama yang selalu mengaitkan
ketuhanan dan akhirat dalam segala urusan. Islam agama wahyu yang tidak ada dan
tidak akan pernah ada orangyang bisa mengubah kaidahnya, karena islam agama
wahyu yang final sejak pertama kali diturunkannya. Islam, bukan juga merupakan
agama sejarah atau budaya seperti halnya yang dituduhkan oleh barat, kalau
islam adalah agama yang mengikuti budaya arab. Jika kita lihat lebih detail,
justru arab lah yang mengikuti islam, mereka mengikuti apa yang diajarkan islam
dalam berbudaya, ekonomi, politik, dll.
Sedang sekular
ialah, membuang aspek ilahiyyah (ketuhanan) dan ukhrawiyyah
(akhirat). dengan begitu, mereka hanya percaya pada kehidupan dan dalam lingkup
waktu yang hanya di dunia saja. Atau bisa kita sebut dengan paham yang
“kedisinikinian”. Yakni paham yang percaya pada tempat dan waktu saat ini saja,
yakni dunia. Dengan begitu, mereka tidak percaya pada tuhan dan dunia setelah
kematian yang menyebabkan selalu menyalahkan orang lain dan berkata kalau apa
yang sudh terjadi padanya adalah suatu takdir yang tidak adil baginya.
Salah
satu faktor yang menyebabkan barat maju, ialah karena keilmuan peradaban islam
yang begitu luas dijiplak habis oleh mereka. Namun, jika dilihat dari luarnya,
memang peradaban barat adalah peradaban yang besar dan maju. Tapi apakah tidak
terpikir oleh kita, bahwa maju nya mereka hanyalah dalam aspek materialis saja,
hanya dalam lingkup kenikmatan yang hanya bisa dinikmati oleh indra semata.
Barat maju dikarenakan memiliki rasionalitas yang tinggi, sedangkan spiritual
yang lebih urgent dibutuhkan, mereka tidak memilikinya. Sehingga jiwa mereka
selalu meresa resah dan gelisah karen tidak memiliki tujuan hidup yang jelas.
Akan
ditanya setiap orang di akhirat dengan 4 pertanyaan yaitu; 1) tentang masa
mudanya yang merupakan masa keemasan seorang manusia, itu digunakan untuk apa saja.
2) tentang umurnya yang diberikan digunakan untuk apa saja. Apakah untuk
sesuatu yang bermanfaat,atau tidak. Dan semakin lama umut, maka akan semakin
banya pertanyaan. 3) tentang hartanya yang ia gunakan untuk apa, dibelikan apa,
dikasih siapa, dari mana dapatnya, halal atau tidak, dll. 4) tantang ilmunya di
gunakan untuk apa, apakah baik atau tidak. Apakah manfaat atau tidak. Semakin
banyak ilmu, maka akan semakin banyak hisab.
Dari
empat pertanyaan di atas, hanya umat islam lah yang mempercayainya. Sehingga,
dalam setiap beramal, setiap apa yang dimilikinya, ia selalu berhati-hati dalam
menggunakannya. Sebaliknya, barat tidak memiliki sedikitpun landasan tentang
akhirat, terlebih lagi percaya bahkan mengetahui pertanyaan-pertanyaan di atas.
Maka tidak heran jika worldview mereka tidak pernah terikat dengan
akhirat, dan menjadi sesat dunia akhirat jika tidak segeramenyadari dan taubat.
Ada dua
nikmat yang Allah berikan pada setiap manusia, namun sering sekali bahkan
hampir setiap saat manusia menyia-nyiakannya. Yaitu nikmat sehat dan waktu.
Apakah pernah terfikir oleh kita, bahwa sangat lah berhargalah nikmat sehat
yang banyak orang menyia nyiakannya dengan meracuni dirinya sendiri. Dan sangat
lah berharga dan tidak akan pernah bisa terulang kembali, nikmat waktu yang
sering kali manusia gunakan dengan hal hal yang sia sia, tidak membawa manfaat,
bahkan membawa mereka pada kemudharatan.
Bukan hanya orang non-muslim, namun seorang
muslim pun sering kali lalai akan berharganya nikmat waktu. Seringkali mereka
mengerjakan hal yang memang tidak buruk, namun hal yang mubah namun tidak
bermanfaat. Padahal pada hakikatnya, menajdi seorang yang baik bukan hanya
meninggalkan yang diharamkan. Namun yang lebih urgent dan sering di anggap
sepele dan dilalaikannya ialah meninggalkan sesuatuyang mubah namun tidak
membawa pada manfaat. Na’udzubillahi min dzaalik.
Itulah sedikit pambahasan tentang tantangan
terbesar umat islam saat ini. Kita sebagai umat islam, jangan sampai terjebak
bahkan mau untuk diracuni oleh ilmu-ilmu yang telah dirusak oleh barat dengan
deologi yang menyesatkan. Dengan mengharap bantuan dari Allah, berikhtiar
dengan mencari guru dan ilmu yang benar, insya Allah kita akan selamat dari
racun barat yang semakin memuncak itu. Insya Allah.***
Masya Allah ukhtii
BalasHapus